Home » » MENUAI MAKNA SILATURRAHIM

MENUAI MAKNA SILATURRAHIM

Jumat, 27 Februari 2015 | 0 komentar

HMI KOMFAK TARBIYAH mengadakan kunjungan ke rumah kanda Ma'ruf Yuniarno pada tanggal 12-januari-2013. Kunjungan ini merupakan bagian program kerja dalam satu periode ini 1433-1434/2011-2012. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin atau bisa dikatakan tradisi HMI dari waktu-kewaktu. Namun, sejak saya menjadi bagian HMI pada tahun 2009 belum pernah berkunjung ke rumah pasca maupun alumni, padahal ini adalah bagian dari tradisi “katanya”. Oleh karena itu, kunjungan ini dimaksudkan untuk menghidupkan kembali tradisi yang sudah mulai luntur. Selain itu, keyakinan tentang silaturrahim  menambah rejeki dan menambah panjang umur juga ikut serta dalam keyakinan saya.

Pada jam 11.00 anggota Komisariat Fakultas Tarbiyah berangkat dari kampus UIN menuju rumah kanda Ma'ruf yang terdiri dari pengurus dan kader. Perjalanan menuju rumah beliau kira-kira memakan waktu satu jam lebih sehingga kita tiba disana pada jam dua belas     lebih. Sesampainya disana, kamipun disambut dengan ramah dan penuh suasana ke-keluargaan. Penyambutan beliau sangat menyentuh hati, dari tutur kata dan gerak tubuh beliau menunjukkan seorang yang sangat lemah lembut dan punya penghargaan yang tinggi pada para tamu. Sempat terbesit dalam benak saya pribadi “inilah gambaran hasil dari perkaderan HMI”. Melihat tujuan HMI “Terbinanya mahasiswa Islam menjadi Insan Ulil Albab yang turut bertanggung jawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhoi Allah” harus juga terlihat dari individu-individu yang handal di bidang intelektual dan sosial. Tujuan HMI akan terwujud apabila ditopang dengan kemampuan individu-individu yang akan membentuk masyarakat unggul dalam keilmuan dan memiliki andil dalam aktivitas sosial sebagai bagian dari masyarakat.

Beliau mulai dengan memperkenalkan diri, setelah itu dilanjutkan dengan perkenalan kami satu persatu yang berjumlah sembilan orang. Cecep Jaenudin sebagai sekretaris memulai pembicaraan dengan mengajukan pertanyaan. Pada waktu beliau menjabat sebagai ketua umum, apakah ada kader yang tidak aktif?.  Kemudian dia menambahkan, apakah ada sikap seorang kader yang seolah-olah alergi ketika bertemu-dengan pengurus?. Beliau menjawab, “ada mas. Saya yakin setiap periode permasalahan semacam itu tidak pernah absen tinggal bagaimana kita sebagai “pengurus” menyikapinya. Kalau dulu ketika saya menjadi ketua, untuk mendapat perhatian dan loyalitas terhadap organisasi, saya silaturrahim ke kos-an para kader. Kegiatan semacam itu sangat besar pengaruhnya terhadap gerak laju organisasi. Organisasi akan terhambat lajunya jika para kader dan pengurus sudah tidak punya rasa kepemilikan terhadap organisasinya. Salah satu cara untuk menumbuhkan rasa kepemilikan dengan adanya acara semacam ini, yakni silaturrahim bersama”, hal senada juga pernah disampaikan oleh pasca yang lain, Pak Ihab Habudin. Semakin anda sering “berkumpul” (hal-hal positif) maka kedekatan secara emosianal akan terbangun dan sangat berdampak positif terhadap kesolid-an dalam berorganisasi. Salah satu yang sering saya kunjungi adalah Mba' Dian dan terbukti pada acara reuni temu kangen marakom pada tanggal 30 desember 2012 beliau dating, ungkapnya.

Sekarang tantangan mahasiswa lebih berat. Kalau dulu, pada masa Orde Baru tantangan mahasiswa adalah pemerintah dengan pemaksaan ideologinya “asas tunggal”, paling mentok kita berurusan dengan militer dan berujung di buih, sedangkan sekarang anda berhadapan dengan 75% sebagai kebijakan kampus, pragmatis dan hedonis juga melanda mahasiswa dan mahasiswi sebagai dampak perubahan zaman. Masalah yang pertama yang anda hadapi sudah terorganisir dan tersistem dengan baik, sedangkan yang kedua musuh yang tidak nyata, tapi sangat dirasakan dan sangat berdampak terhadap kendurnya gerakan yang ada. Adanya kebijakan 75% sangat berpengaruh terhadap kegiatan organ ekstra, sehingga kegiatan ektra tidak banyak diminati oleh mahasiswa dan terbukti hampir semua organ ekstra, mengalami penurunan jumlah kader.

Mahasiswa lebih memilih kampus sebagai tempat berproses bukan atas dasar kesadaran tetapi, atas dasar keterpaksaan sehingga, implikasinya segala kegiatan yang bersifat kemasyarakatan tidak tersentuh. Berbeda misalnya dengan kegiatan yang ada dalam organisasi, hampir semua organ terjun-lapangan dan berkontribusi terhadap persoalan masyarakat. Taruhlah contoh yang pernah dilakukan HMI, kegiatan yang bersifat kemasyarakatan seperti baksos, mendirikan desa binaan, mengajar anak jalanan, dan kegiatan-kegiatan lain yang lebih menekankan pada aksi nyata dalam mengurangi kesenjangan antara teori dan praktek. Berbeda dengan dunia kampus yang hanya berfokus pada aspek intelektual saja dan mengabaikan aspek lainnya.

Satu hal yang membuat kita dewasa adalah masalah.  Dunia  diciptakan memang dengan semua permasalahannya di mana tugas manusialah untuk memecahkan masalah dan Allah sudah memberikan petunjuk lewat Al-qur'an dan hadist. Maka hadapilah masalah itu jika, memang masalah itu bisa memberikan manfaat bagi banyak orang.

Pengalaman hidup banyak mengajarkan kita sebuah pelajaran tentang values (nilai-nilai) kehidupan. Values dapat membawa kita dari bukan siapa-siapa menjadi seorang yang menjadikan kita mempunyai pandangan hidup yang lebih memberikan penghayatan atas semua yang akan kita jalani nantinya. Kita mungkin banyak melihat bertapa banyaknya orang yang gagal atau menjadi pencundang dalam arena kehidupan hanya karena mereka kecewa menerapkan values yang semestinya.


Ahirnya, hidup menjadi berarti jika kita mengisinya dengan sebuah perencanaan dan usaha tentang hal-hal yang baik. Yang paling penting dari semua itu adalah meskipun perencanaan itu berunjung pada kekecewaan, tetapi hidup ini adalah pemberian Tuhan. Maka selama kita hidup, nikmatilah hidup dengan bagaimana kita bergaul dengan suka cita dan harapan. Hanya dengan demikian kita dapat menemukan keindahan hidup, pendek atau panjang umur kita. Kita dapat menikati keindahan hidup, kaya atau miskin keadaan kita, karena hidup adalah anugrah.
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
: